Pasangan mendadak diam dan enggan berbicara. Anda pun menduga pasangan kesal karena Anda. Tapi, Anda tidak yakin 100 persen dengan hal ini. Bagi Anda yang kerap terjebak dalam kondisi tersebut, ada baiknya mempraktikkan hasil penelitian terbaru Princeton University.
Para peneliti di universitas tersebut menemukan bahwa membaca suasana lewat ekspresi wajah seringkali ambigu. Menurut mereka, cara yang lebih bisa diandalkan untuk membaca suasana hati adalah lewat bahasa tubuh.
Dalam empat eksperimen terpisah, peneliti meminta para peserta menilai dari foto apakah seseorang mengalami perasaan seperti kehilangan, menang atau sakit lewat ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau lewat kedua-duanya.
Adapun gambar yang digunakan termasuk beberapa foto dan tubuh pemain tenis, Andy Murray, saat tengah memenangkan pertandingan dan kehilangan angka. Hasilnya, peserta yang melihat lewat wajah hanya memiliki kesempatan 50-50 menebak benar. Sementara peserta yang melihat tubuh atau wajah dengan tubuh secara bersamaan lebih akurat menilai suasana hati.
"Ada ambiguitas lebih banyak di wajah daripada yang kita anggap ada sebelumnya," kata ketua penelitian, Profesor Alexander Torodov seperti dilansir Daily Mail.
"Kita berasumsi bahwa wajah menyampaikan apa yang ada di pikiran orang, bahwa kita bisa mengenali emosi mereka. Tapi itu belum tentu benar".
Torodov menuturkan, ketika emosi mencapai intensitas tertentu, keruwetan ekspresi wajah menjadi hilang. Ini sama halnya seperti distorsi yang terjadi ketika volume pada speaker stereo ditingkatkan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science itu juga mengungkapkan bahwa sesungguhnya orang lebih mengandalkan bahasa tubuh dari yang mereka kira. Dalam salah satu eksperimen, wajah meringis pasien yang tengah disuntik dipasangkan dengan tubuh seorang pemain tenis yang memenangkan pertandingan.
Umumnya para peserta menebak suasana hati dari bahasa tubuh, yakni bahwa sang petenis tengah bahagia. "Pesan dari penelitian ini adalah bahwa ada banyak informasi pada bahasa tubuh yang orang tidak sadari," ujar Torodov.
Adapun gambar yang digunakan termasuk beberapa foto dan tubuh pemain tenis, Andy Murray, saat tengah memenangkan pertandingan dan kehilangan angka. Hasilnya, peserta yang melihat lewat wajah hanya memiliki kesempatan 50-50 menebak benar. Sementara peserta yang melihat tubuh atau wajah dengan tubuh secara bersamaan lebih akurat menilai suasana hati.
"Ada ambiguitas lebih banyak di wajah daripada yang kita anggap ada sebelumnya," kata ketua penelitian, Profesor Alexander Torodov seperti dilansir Daily Mail.
"Kita berasumsi bahwa wajah menyampaikan apa yang ada di pikiran orang, bahwa kita bisa mengenali emosi mereka. Tapi itu belum tentu benar".
Torodov menuturkan, ketika emosi mencapai intensitas tertentu, keruwetan ekspresi wajah menjadi hilang. Ini sama halnya seperti distorsi yang terjadi ketika volume pada speaker stereo ditingkatkan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science itu juga mengungkapkan bahwa sesungguhnya orang lebih mengandalkan bahasa tubuh dari yang mereka kira. Dalam salah satu eksperimen, wajah meringis pasien yang tengah disuntik dipasangkan dengan tubuh seorang pemain tenis yang memenangkan pertandingan.
Umumnya para peserta menebak suasana hati dari bahasa tubuh, yakni bahwa sang petenis tengah bahagia. "Pesan dari penelitian ini adalah bahwa ada banyak informasi pada bahasa tubuh yang orang tidak sadari," ujar Torodov.
0 comments:
Post a Comment